12 Agustus 2008

Alasan Ferguson Tolak Kuota Pemain Asing

SEBELUM Timnas Inggris mengalami kegagalan menembus putaran final Euro 2008 lalu, Presiden FIFA, Sepp Blatter, menggulirkan ide yang diperkirakan bakal menuai kontroversi, yaitu diberlakukannya kuota atau batasan bagi jumlah pemain asing yang bermain di klub-klub yang berkecimpung di kompetisi sepakbola utama di masing-masing negara. 

Ide itu kian mendapat dukungan dari sebagian publik Inggris melihat skuad asuhan Steve McClaren (ketika itu) gagal melaju ke Austria-Swiss. Termasuk salah satunya adalah kapten Liverpool, Steven Gerrard, yang notabene pemain andalan The Three Lions.

Sistem kuota atau yang kerap disebut “formula 6+5” ala Blatter tersebut mendapat penolakan dari Chief Executive Liga Premier, Richard Scudamore. Namun, sebaliknya, sistem tersebut didukung pelatih Timnas Inggris yang baru, Fabio Capello. Mantan pelatih Real Madrid dan Juventus itu mencela minimnya jumlah pemain asal Inggris yang bermain di premiership. Hal senada alias dukungan juga diberikan Chairman Independen Asosiasi Sepakbola Inggris (FA), Lord Triesman. 

Konsep ala Blatter itu kian ‘di atas angin’ setelah Kongres FIFA yang berlangsung di Sydney, Australia, 29-30 Mei lalu, mendukung penuh aturan pembatasan jumlah pemain asing dalam satu klub. Dengan adanya dukungan dari Presiden UEFA, Michel Platini, sistem kuota pemain asing tinggal menunggu waktu untuk diterapkan di kompetisi sepakbola negara-negara Eropa, termasuk Inggris.

Nah, menyikapi kondisi tersebut, manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson, angkat bicara. Dengan nada bijak, sesepuh manajer premiership itu mendesak otoritas persepakbolaan di Inggris, dalam hal ini FA, untuk tidak terburu-buru mengadopsi sistem kuota pemain asing tersebut. Dalam surat tertulisnya kepada Premier League Season Review, Ferguson meminta agar sistem itu ditimbang masak-masak. 

Sebagai data pendukung terhadap argumentasinya, Ferguson pun menunjuk keberhasilan MU saat menjuarai Liga Champions 2008 lalu di Moskow. Saat babak final lawan Chelsea di Luzhniki Stadium, Ferguson menurunkan enam pemain lokal (Inggris), yaitu Rio Ferdinand, Wes Brown, Paul Scholes, Owen Hargreaves, Michael Carrick dan Wayne Rooney. Artinya, minus Scholes yang telah pensiun dari level internasional, hampir setengah dari tim inti Capello sudah terbentuk.

“Setahun ini, begitu banyak kritikan terhadap Liga Premier yang menginginkan adanya kuota bagi pemain lokal (Inggris) di starting line-up. Di babak final Liga Champions lalu, saya menurunkan enam pemain Inggris bukan disebabkan saya hendak membuat pernyataan politis. Saya melakukannya karena saya menganggap mereka mampu memenangkan gelar tersebut,” tegas Ferguson seperti yang dikutip The Guardian.

Dengan terbuka Ferguson menyatakan ketidaksetujuannya dengan pendapat sejumlah kalangan yang menilai banyaknya para pemain asing yang berkiprah di Liga Premier bakal melemahkan Timnas Inggris dan mengurangi kesempatan bagi para pemain lokal untuk berjaya di level internasional.

“Omong kosong kalau dikatakan Inggris tidak mempunyai pemain yang mampu bersaing di level internasional. Histeria di seputar kegagalan Inggris melaju ke Euro 2008-lah yang membuat atmosfir buruk dalam pengambilan keputusan.”

Karenanya, Ferguson khawatir jika sistem kuota itu justru akan kontraproduktif bagi kesuksesan Liga Premier itu sendiri.

“Sangat vital artinya untuk melihat kembali apa yang selama ini telah dilakukan dan berkonsentrasi penuh sebelum membuat keputusan. Liga Premier adalah liga terkuat dan liga paling menghibur di seluruh dunia. Itu seharusnya dirayakan, bukannya dicemarkan,” tandas Ferguson. (lbc)

Tidak ada komentar: